Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Oleh: Jamaluddin Tahuddin
Topik Merdeka Belajar
Pemahaman gagasan dan prinsip pendidikan berdasarkan pemikiran KHD
Pemahaman untuk memfasilitasi murid agar tumbuh sesuai dengan kodratnya.
Penerapan pembelajaran yang memerdekakan murid
Modul Merdeka Belajar
Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
Mendidik dan Mengajar
Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh
Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan
Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
Peran sebagai Pendidik
Pendidik berperan menuntun murid memperbaiki perilaku berdasarkan kodrat mereka baik kodrat alam maupun kodrat zaman.
Peran sebagai Guru
Guru berperan memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-luasnya.
Guru Impian
Guru yang memberi energi positif kepada murid, membuat murid terus tertarik untuk belajar, membekali murid kemampuan untuk terus belajar hingga akhir hayat selamat dan bahagia serta siap hidup dan mengisi zamannya.
Mendidik dan Mengajar
Mendidik
Menuntun tumbuh atau hidupnya potensi yang dimiliki murid untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani murid agar dapat memperbaiki perilakunya bukan dasar hidup dan tumbuhnya.
Mengajar
Proses penyampaian pengetahuan, informasi, dan keterampilan dalam membekali ilmu kecakapan hidup bagi murid secara lahir dan batin.
Mendidik Menyeluruh
Menuntun tumbuh atau hidupnya potensi yang dimiliki murid untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani murid agar dapat memperbaiki perilakunya bukan dasar hidup dan tumbuhnya.
Pendidikan selama Satu Abad
Sistem pendidikan zaman kolonial menganut sistem perintah dan sanksi serta didasarkan atas diskriminasi atau perbedaan perlakuan terhadap anak pribumi untuk mendapatkan pendidikan. Pemberian penghargaan hanya berorientasi pada aspek kognitif saja sehingga kecakapan sosial emosional murid terabaikan.
Menjadi manusia (secara) utuh
Pendidikan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan murid baik lahir maupun batin agar mereka bisa menjadi “manusia merdeka”.
Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh
Kodrat Murid
Kodrat Keadaan
“Segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat keadaan, baik alam dan zaman” (KHD)
Kodrat Alam
Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana mereka berada. Pembelajaran bagi murid di daerah pegunungan tentu akan berbeda dengan pembelajaran bagi murid di daerah pesisir. (kontekstual)
Kodrat Zaman
Kodrat zaman berkaitan dengan keterampilan (soft skill) yang diberikan kepada peserta didik agar mereka dapat hidup dan berkarya sesuai dengan perkembangan zaman. (Beradaptasi dengan zaman)
“Pengaruh-pengaruh dari luar hendaknya tetap dipilah mana yang sesuai dengan kearifan lokal sosial budaya Indonesia” (KHD)
Pendidik membantu anak untuk menemukan kecakapan berpikir kritis, dalam menerima dan merespon informasi. (Penanaman budaya kearifan lokal yang logis)
Prinsip-prinsip dalam melakukan perubahan (Asas Trikon)
Kontinuitas
Kemajuan kebudayaan merupakan keharusan lanjutan langsung dari kebudayaan itu sendiri.
Konvergen
Kebudayaan menuju arah kesatuan kebudayaan dunia (kemanusiaan)
Konsentris
Kebudayaan harus mempunyai karakteristik dan sifat kepribadian sendiri sebagai pusatnya dalam lingkungan kebudayaan dunia (kemanusiaan)
Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
Budi Pekerti
“Budi pekerti adalah kemampuan kodrat manusia atau individu yang berkaitan dengan bagian biologis dan berperan menentukan karakter seseorang” (Ki Hajar Dewantara)
Budi pekerti (watak)=hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan suatu tenaga. Atau dengan kata lain perpaduan antara cipta (kognitif) dan rasa (afektif) sehingga menghasilkan karsa (psikomotorik)
Teori Konvergensi
“Kodrat manusia sebagai suatu kertas yang sudah terisi dengan tulisan-tulisan yang samar dan belum jelas arti dan maksudnya” (Ki Hajar Dewantara)
Terori konvergensi=Integrasi pendekatan teori tabularasa dengan teori negatif.
Teori tabularasa=kodrat anak ibarat kertas kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh pendidik dengan pengetahuan dan wawasan yang diinginkan pendidik.
Terori negatif=kodrat anak ibarat kertas yang sudah terisi penuh dengan berbagai macam coretan dan tulisan.
Maka tugas pendidikan adalah membantu manusia atau individu untuk dapat menebalkan dan memperjelas arti dan maksud tulisan samar yang ada di kertas tersebut dengan tuntunan terbaik.
Bagian biologis>perasaan dan jiwa manusia. (tidak dapat berubah)
Bagian inteligible>kecakapan dan keterampilan pikiran serta kemampuan menyerap pengetahuan. (dapat berubah)
Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan
Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia
Selamat dan Bahagia
Kemerdekaan murid dalam belajar merupakan kunci untuk mencapai tujuan pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan.
Setiap murid memiliki kodrat kekuatan/potensi yang berbeda.
Pendidikan hanyalah sebagai tuntunan.
Mendidik adalah menuntun murid untuk selamat dan bahagia.
Pendidik tidak dapat berkehendak atas kodrat kekuatan atau potensi murid.
Pendidik dapat memberikan daya upaya maksimal untuk mengembangkan akal budi pekerti murid.
Sistem Among
Ing Ngarso Sung Tulodho
Ing Madyo Mangun Karso
Tut Wuri Handayani
Anak atau murid harus dituntun untuk mengembangkan dirinya sesuai kodrat dan potensinya dengan kasih sayang yang tulus, mendampingi, merawat dan menjaganya, serta doa dan harapan untuknya.
Merdeka Belajar Abad 21
Guru berperan menuntun murid sesuai zamannya
Kompetensi yang dibutuhkan murid merdeka belajar abad 21: Literasi, mandiri, Critical thinking, Creativity, Collaboration, dan Communication.
Jadi, kompetensi yang dibutuhkan murid abad 21 bukan hanya kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan kognitif yang kompleks, melainkan juga kemampuan sosial emosional.
Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Murid
Membimbing Murid, memperbaiki bangsa
Membimbing murid untuk menemukan kesadaran bahwa gotong royong/ kerjasama penting dan bermanfaat, secara tidak langsung menanamkan, melestarikan, dan memperbaiki budaya bangsa Indonesia.
Peranan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
Keluarga, sekolah, dan masyarakat berperan dan berkontribusi mengembangkan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan murid.
Keluarga berperan sebagai sistem kecil anak mendapatkan dasar pendidikan budi pekerti dan pendidikan sosial.
Sekolah berperan sebagai wadah yang memfasilitasi pengembangan intelektual murid serta menuntun murid menemukan wawasan ilmu pengetahuan yang lebih luas.
Keluarga berperan sebagai peletak pondasi pendidikan budi pekerti dan sosial bagi anak. Sekolah berperan dalam mengembangkan kecakapan berpikir murid. Masyarakat berperan memfasilitasi murid untuk mengaktualisasikan dirinya dan mengembangkan watak.