Mengontrol Jam Kosong Melalui Aplikasi SIGATA
Mengontrol Jam Kosong Melalui Aplikasi SIGATA
Oleh: Jamaluddin Tahuddin
Pembelajaran yang efektif memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar secara efektif sehingga mereka dapat memahami materi pelajaran dengan baik (Fakhrurrazi, 2018). Pembelajaran yang menyenangkan secara efektif dapat dilakukan jika guru hadir sebagai fasilitator bagi murid di kelas. Oleh karena itu, kehadiran guru di kelas menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi mutu pendidikan di sekolah (Suyitno, 2021).
SMP Negeri 38 Makassar sebagai lembaga penyedia layanan pendidikan bagi peserta didik tidak luput dari tuntutan agar senantiasa meningkatkan mutu layanan pendidikannya. Sekalipun secara geografis sekolah ini berada di pulau kecil yang berjarak kurang lebih 10 mil dari Kota Makassar, bukan berarti sekolah ini harus berdiam diri tanpa harus memperhatikan mutu pendidikannya. Berdasarkan rapor mutu pendidikan tahun 2024, kemampuan literasi peserta didik dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi beragam jenis teks baik teks informasional maupun teks fiksi masih tergolong sedang (50). Sedangkan kemampuan numerasi peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan masih tergolong kurang (33,33).
Selain itu, berdasarkan pengamatan kepala sekolah, kehadiran guru di kelas juga relatif masih kurang. Ini terlihat dari seringnya terjadi jam kosong di kelas lantaran gurunya tidak hadir. Guru piket yang seyogyanya diharapkan dapat menggantikan guru yang tidak hadir juga enggan mengisi jam yang kosong karena tidak dibayarkan. Kalaupun guru hadir di kelas, tak sedikit dari mereka yang luput dari mengecek kehadiran dan mengisi daftar hadir serta daftar nilai peserta didik. Hal ini disebabkan karena guru lupa bawa daftar hadir atau daftar nilai. Ada juga yang tercecer atau lupa tempat menaruh buku daftar hadir dan daftar nilainya. Mereka baru kelimpungan saat ingin menginput nilai di erapor. Akibatnya nilai yang diinput kadang tidak objektif lagi sehingga dapat merugikan peserta didik.
Oleh karena itu, tenaga kependidikan di sekolah membantu menyiapkan daftar hadir untuk setiap kelas setiap harinya. Sehingga sekolah harus mengalokasikan anggaran dari dana BOS untuk pengadaan kertas sedikitnya 160 lembar setiap bulannya. Kondisi ini tentunya cukup membebani anggaran di sekolah dengan dana BOS yang relatif kecil.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka inovator sekolah tertarik membuat dan mengembangkan sebuah aplikasi yang diberi nama “Sistem Informasi Guru dan Staf (SIGATA)” di UPT SPF SMP Negeri 38 Makassar.
SIGATA merupakan akronim dari Sistem Informasi Guru dan Staf SMP Negeri 38 Makassar. Kata SIGATA berasal dari bahasa Makassar yang terdiri dari kata SIGA dengan akhiran TA. SIGA berarti rajin dan akhiran TA merupakan kata ganti kepunyaan kita. Jadi SIGATA mengandung arti karakter rajin yang hendaknya kita miliki. Melalui aplikasi ini, guru dan staf bisa melakukan presensi sekaligus mengecek persentase kehadiran, mengisi jurnal piket, mengisi dan mencetak absen siswa, mengisi dan mencetak daftar nilai sumatif hingga rapor siswa setiap mata pelajaran, serta melihat perangkat dan materi ajar yang akan diajarkan.
Buku panduan penggunaan aplikasi SIGATA dapat diakses melalui tautan berikut: